Sabtu, 03 November 2012

Khutbah Idul Adha 1433 H.


KHUTBAH IDUL ADHA 1433 H/2012 M.
الله أكبر . الله أكبر . الله أكبر
الله أكبر . الله أكبر. الله أكبر
الله أكبر . الله أكبر . الله أكبر
اللهُ اَكْبَرُ كَبِيْراً وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْراً وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لاَإلَهَ اِلاَّ اللهُ وَالله  اَكْبَرُ، اللهُ اَكْبَرُ وِللهِ الْحَمْدُ
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ جَعَلَ الْيَوْمَ عِيْداً لِلْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحَّدَنَا بِعِيْدِهِ كَأُمَّةٍ وَاحِدَةٍ، مِنْ غَيْرِ الأُمَم، وَنَشْكُرُهُ عَلَى كَمَالِ إِحْسَانِهِ وَهُوَ ذُو الْجَلاَلِ وَاْلإِكْراَمِ.
أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ أَنْتَ وَحْدَكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ، اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَن تَشَاء وَتَنزِعُ الْمُلْكَ مِمَّن تَشَاء وَتُعِزُّ مَن تَشَاء وَتُذِلُّ مَن تَشَاء بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَىَ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ
الَلَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمُ عَلَى حَبِيْبِناَ المُصْطَفَى، الَّذِّي بَلَّغَ الرِّسَالَةْ، وَأَدَّى الأَمَانَةْ، وَنَصَحَ الأُمَّةْ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ دَعاَ اِلَى اللهِ بِدَعْوَتِهِ، وَجاَهَدَ فِيْ اللهِ حَقَّ جِهاَدِهِ. اَمَّا بَعْدُ: عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ.
وَاعْلَمُوْااَنَّ يَوْمَكُمْ هٰذَايَوْمٌ فَضِيْلٌ وَعِيْدٌ شَرِيْفٌ جَلِيْلٌ
اللهُ اَكْبَرُ. اللهُ اَكْبَرُ. اللهُ اَكْبَرُ. وِللهِ الْحَمْدُ
Ma’asyirol Muslimin wal muslimat jama’ah shalat Idul Adha Rahimakumullah.
          Pada  hari yang berbahagia ini, marilah kita tingkatkan nilai takwa kita kepada Allah SWT. Yaitu dengan meningkatkan ketaatan melaksanakan perintah Allah dan berusaha meninggalkan larangan-Nya, dalam setiap waktu dan keadaan sebagai salah satu bukti syukur atas segala nikmat yang diberikan Allah kepada kita yang tidak terhitung banyaknya.
Ma’asyirol Muslimin walmuslimat Rahimakumullah
 Sejak terbenamnya matahari kemarin sore sampai hari ini bahkan  tiga hari sesudahnya kaum muslimin  disunnahkan untuk banyak mengumandangkan takbir, tahmid, tasbih dan tahlil yang menggema ke angkasa raya dan menggelora ke dalam jiwa, terasa betapa kecilnya kita di hadapan Allah, selaku makhluk yang hina, jiwa ini miskin tak berarti apa-apa, bahkan bergelimang noda dan dosa, hanya rahmat, maghfirah ampunan-Mu ya Allah yang kami minta dan hanya Engkaulah yang Maha Agung, yang berhak kami puji, dan hanya satu-satunya tuhan yang berhak di sembah.
Ma’asyirol Muslimin walmuslimat Rahimakumullah
Pada hari ini umat Islam dari seluruh penjuru dunia berkumpul dan berbaur di kota Mina untuk menyempurnakan rangkaian ibadah haji.
          Ibadah haji yang diawali dengan kesiapan seseorang untuk menanggalkan seluruh atribut dan tampilan luar yang mencerminkan kedudukan dan status sosialnya dengan hanya mengenakan dua helai kain ihram putih yang mencerminkan sikap tawadhu’ dan kesamaan manusia dalam pandangan Allah, hanya ketakwaanlah yang menentukan ketinggian derajatnya disisi Allah. Proses selanjutnya  seorang akan diuji dengan melontar jumroh yang merupakan simbol perlawanan terhadap syetan yang menghalangi kedekatan dengan  Rabbnya. Setiap orang apakah ia seorang pejabat, orang kaya, atau orang miskin sekalipun tak luput dari ujian dan godaan syetan ini yang sesuai dengan keadaan dan kedudukannya.
 Demikianlah ibadah haji sarat dengan pelajaran yang tidak lepas dari apa yang pernah dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan keluarganya dan selanjutnya dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
اللهُ اَكْبَرُ. اللهُ اَكْبَرُ. اللهُ اَكْبَرُ. وِللهِ الْحَمْدُ
Ma’asyiral ‘aidin rahimakumullah
          Sementara itu bagi umat Islam yang tidak melaksanakan ibadah haji, mulai dari kemarin yakni tanggal 9 Zulhijjah  kita disunahkan berpuasa yakni puasa Arafah. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits.
سُئِلَ رَسُوْلُ اللهِ صل الله عليه وسلم عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ: يُكَـفِّرُ السَّنَةَ المَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ
“Rasulullah SAW. ditanya tentang puasa hari Arafah, beliau bersabda: Ia menghapuskan dosa tahun yang lalu dan akan datang.”
Pada hari ini Allah memberi kesempatan kepada kita untuk melaksanakan beberapa ibadah yakni melaksanakan shalat ied yang merupakan semarak syiar Islam disamping nilai ibadah, ukhuwah serta ajang silaturrahim bagi umat Islam.
Ibadah selanjutnya yang di perintahkan Allah pada hari ini dan tiga hari sesudahnya adalah ibadah qurban, dalam upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Firman Allah:
Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah.”
Rasulullah  saw bersabda:
مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ فَلاَ يَقْرَبَنَّ مُصَلاَّنَا
 (رواه احمد وابن ماجه
“Barangsiapa yang telah mempunyai kemampuan untuk berkurban, tetapi tidak mau berkurban, maka janganlah mendekati tempat shalat kami.” (HR: Muslim dan lain-lain)
Berdasarkan hadits tersebut, beberapa ulama mengatakan bahwa hukum berkurban adalah wajid. Namun pendapat mayorits ulama berpendapat bahwa hukum kurban adalah sunah muakkad.
Dalam ibadah qurban kembali nabi Ibrahim menjadi ikon manusia yang begitu dekat dengan Allah sehingga ia digelar dengan Khalilullah (Kekasih Allah). Ia  mendapat ujian berkurban yaitu mengorbankan putra kesayangannya Ismail. Dengan  penuh keimanan dan keikhlasan serta ketaatan yang totalitas kepada Allah Nabi Ibrahim melaksanakan perintah tersebut, sehingga Allah menggantikan Ismail dengan seekor domba.
Peristiwa tersebut menjadi ibrah bagi kita bahwa untuk mencapai keridhaan Allah,  memperoleh   kemuliaan  dan  kejayaan  hidup sudah barang tentu harus berani mengorbankan apa yang kita cintai baik harta, keluarga tidak boleh mengalahkan kecintaan kita kepada Allah dan rasul-Nya. 
Firman Allah:
 Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi. (Al-Munafiqun: 9)
Ma’asyirol Muslimin Rahimakumullah
Makna  qurban bukan hanya sekedar menyembelih hewan qurban dan dagingnya kemudian dibagikan kepada fakir miskin. Akan tetapi secara filosofis, makna qurban meliputi aspek yang lebih luas. Dalam konteks keseharian kita, pengorbanan dapat dilihat dari pengorbanan seorang pemimpin yang berusaha untuk mensejahterakan rakyatnya, pengorbanan seorang suami terhadap kesejahteraan keluarganya, mendidik putra-putrinya dengan ikhlas, sabar, lemah lembut, kasih sayang. seorang isteri taat kepada suami dan mendidik anaknya, sehingga menjadi berhasil, adalah juga merupakan wujud dari pengorbanan.
اللهُ اَكْبَرُ. اللهُ اَكْبَرُ. اللهُ اَكْبَرُ. وِللهِ الْحَمْدُ
Ma’asyirol Muslimin Rahimakumullah
Disamping itu ketaatan yang tidak kalah teguhnya dalam menjalankan perintah Allah adalah ketaatan Ismail untuk memenuhi tugas bapaknya. Bagaimana seorang yang masih muda belia rela menyerahkan jiwanya. Bagaimana Ismail memiliki kepatuhan yang begitu tinggi? Barangkali inilah jawaban Allah terhadap do’a yang senantiasa dipanjatkan oleh nabi Ibrahim:
“Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.” (Ash-shaffat:100)
 Allah menjawab do’a nabi Ibrahim
 
“Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar”(Ash-shaffat:101)
          Kepatuhan nabi Ismail terhadap perintah Allah  dan bapaknya patut diwarisi oleh pemuda-pemuda Islam, sehingga  menjadi pemuda taat beribadah. Allah mencintai orang tua yang beribadah, tetapi Allah lebih mencintai anak muda yang rajin beribadah, pemuda yang sopan santun, pemuda yang sanggup berkurban mengalahkan hawa nafsunya untuk tidak melakukan kemaksiatan-kemaksiatan, pemuda yang barbakti kepada orang tua. Yakinlah bahwa tidak kebahagiaan dan kesuksesan yang hakiki tanpa, do’a dan ridho orang tua. Pemuda  yang siap menerima dan meneruskan estafet generasi sebelumnya.
اِنَّ فِى يَدِ الشُّبَّانِ اَمْرَ الاُمَّةِ وَاِنْ تَقَدَّمْتُمْ تَقَدَّمَتْ وَاِنْ تَاَخَّرْتُمْ تَاَخَرَتْ
“Di tangan pemudalah segala urusan umat di masa mendatang. Bila mereka maju, majulah umat, dan bila mereka mundur maka mundur dan hancurlah umat.
اللهُ اَكْبَرُ. اللهُ اَكْبَرُ. اللهُ اَكْبَرُ. وِللهِ الْحَمْدُ
Ma’asyirol Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah
Akhirnya marilah kita yang sudah ada kemampuan untuk melaksanakan ibadah qurban, sebagai orang tua yang taat terhadap perintah Allah, dan mempersiapkan generasi muda yang taat kepada Allah, berbakti kepada orang tua, agama dan bangsa. Amin ya Rabbal’alamin.
اعوذ بالله من الشيطان الرجيم
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. “ (Ali Imran : 92)
جَعَلَنَااللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ العَائِدِيْنَ الفَائِزِيْنَ السَّائِلِيْنَ الغَانِمِيْنَ المَقْبُوْلِيْنَ. وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ



26 Oktober 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar